Nama ilmiah belalang sembah hijau adalah Sphodromantis viridis.
Ia merupakan salah satu spesies anggota ordo Mantodea (Burmeister,
1838) dari kelas Insecta (serangga). Ada sekitar 2200 spesies dalam ordo
Mantodea dan ada beberapa yang ijo ramping juga, jadi sedikit sulit
diidentifikasi kecuali diteliti dengan baik.
Istilah mantodea berasal dari bahasa
Yunani mantis yang berarti nabi, dan eidos yang berarti bentuk. Nama
ini diberikan oleh entomologiwan Jerman tahun 1838 bernama Hermann
Burmeister.
Studi biologi belalang
sembah pertama dilakukan oleh bangsa China tahun 1108. Teks berjudul
Jingshi Zhenglei Daguan Bencao (Bencao dari periode Daguan, tersusun
berdasarkan tipe, berdasarkan pada karya klasik dan historis) yang
mendaftarkan struktur dari paket telur, siklus perkembangan, anatomi dan
bahkan fungsi antena dari belalang sembah dengan teliti dan benar.
Belalang
sembah berevolusi dari kecoa purba, yang memisah dari leluhur bersama
pada periode Kapur (Kretasius), mungkin dari serangga seperti Raphidiomimula burmitica, sejenis kecoa predator dengan kaki depan mirip belalang sembah. Mungkin belalang sembah modern tertua adalah Regiata scutra dan Santanmantis,
genus berkaki bengkok, yang juga dari masa Kapur. Seperti sepupu
mereka, rayap, belalang sembah tidak menyebar luas hingga awal periode
Tersier.
Secara umum, belalang sembah
dilindungi oleh dedaunan. Saat terancam, banyak spesies belalang sembah
berdiri tegak dan mengembangkan kaki depannya, dengan sayapnya melebar.
Pelebaran sayap ini membuat belalang terlihat lebih besar dan lebih
berbahaya. Sebagian spesies memiliki warna cerah dan pola di kaki
belakang dan permukaan dalam di kaki depan yang mendukung penampakan
ini. Bila gangguan terus terjadi, belalang sembah dapat menyerang dengan
kaki depannya dan berusaha mencakar atau menggigit. Sebagai bagian dari
penampakan ancaman, sebagian spesies juga dapat menghasilkan suara
mendesis dengan mendorong udara dari spirakel di perutnya. Saat terbang
di waktu malam, setidaknya sebagian belalang sembah mampu mendeteksi
suara ekolokasi yang dihasilkan kelelawar dan saat frekuensi mulai
meningkat, menunjukkan kelelawar mendekat, mereka akan berhenti terbang
horizontal dan mulai bergerak turun dalam pola spiral menuju tanah yang
aman, sering di awali dengan loop atau putaran di udara.
Para
tukang kebun yang tidak suka pestisida biasa memakai belalang sembah
sebagai pengendali hama biologis. Puluhan ribu telur belalang sembah
dijual tiap tahun di beberapa toko kebun untuk tujuan ini.
Kanibalisme Seksual
Yang horor dari belalang sembah adalah ia akan memakan cowoknya selesai ML (gubrak). Istilahnya kanibalisme seksual.
Betinanya mulai terangsang dengan menggigit kepala jantannya sampai
lepasa (seperti yang ia lakukan dengan mangsanya) dan bila perkawinan
dimulai, gerakan jantan semakin cepat untuk pengiriman sperma (bahkan
tanpa memiliki kepala lagi). Jantan masih dapat ML tanpa kepala karena
gerakan kopulasi ini dikendalikan oleh ganglion di perut (abdomen),
bukan di kepala. Menurut para peneliti masa lalu, memancung dan memakan
kepala pejantannya adalah strategi reproduktif betina untuk meningkatkan
fertilisasi sambil memperoleh gizi (ML sambil makan… waaaa).
Penyebab
perilaku ini ternyata kamu. Ilmuan berpendapat kalau betinanya grogi
karena diawasi saat ML oleh manusia sehingga si cowok jadi korban.
Ilmuan
yang berpendapat kalau betina grogi sampai memakan kepala pejantan
waktu ML adalah karena belalang sembah merupakan spesies visual. Ia
dapat dengan mudah mengenali perubahan lingkungan seperti cahaya atau
adanya orang (seperti ninja). Penelitian Liske dan Davis (1984) dan
lainnya menemukan kalau mereka ML biasa saja saat tidak diganggu (ilmuan
memakai kamera tersembunyi, kurang lebih seperti di toko pakaian dalam
di Mall). Si jantan melakukan tarian kawin bersama betina sehingga minat
betina untuk makan hilang dan berubah menjadi nafsu kawin.
0 komentar:
Posting Komentar